Selasa, 25 April 2017

Jenis pohon/daun Bidara

JENIS POHON/DAUN BIDARA UNTUK RUQYAH

Banyak orang bertanya jenis bidara untuk pengobatan terapai ruqyah itu bidara apa dan yang bagaimana, maka sesuai Didalam Al-Quran pohon bidara disebutkan di beberapa ayat:

Alquran surat ke 56 AL WAAQI’AH (HARI KIAMAT) ayat 28
Berada di antara pohon bidara yang tak berduri,

Alquran surat ke 34 SABA‘ (NEGERI SABA)
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr / bidara.

Alquran surat ke 53 AN NAJM (BINTANG)
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

Itulah beberapa hadits dan ayat Al-Quran yang didalamnya menyebutkan daun bidara maupun pohon bidara.

Dan saya menganggap pohon bidara adalah pohon paling unik, karena dapat kita temui baik di alam dunia maupun alam akhirat.

Kali ini mencoba untuk mengulas jenis-jenis bidara, yaitu bidara upas, bidara laut, bidara cina, putsa atau apel India, dan bidara arab yang berasal dari daerah Saudi Arabia.

Hal yang mendorong ulasan saya ini dikarenakan banyaknya pertanyaan melalui SMS maupun Telepon yang menanyakan tentang hal ini, yang sebenarnya ada beberapa jenis yang akan saya bahas sebenarnya bukan termasuk dari tanaman bidara, akan tetapi ada kemiripan secara fisik ataupun nama.

Memang suatu hal yang wajar bila pertanyaan itu dilontarkan, karena rata – rata pembeli bibit pohon bidara menginginkan daun bidara yang dapat digunakan untuk pelaksanaan sunah dalam Agama Islam. Hal ini sangat penting untuk diketahui, maka bacalah artikel ini secara keseluruhan supaya kita tidak salah dalam memilih bibit pohon bidara yang kita pergunakan untuk melaksanakan sunah-sunah bagi pemeluk Agama Islam.

Dan saya banyak membaca di beberapa blog yang memberikan informasi yang kurang tepat tentang jenis-jenis bidara ini, terkadang artikelnya tentang bidara upas tapi gambarnya bidara laut atau sebaliknya, ada artikel tentang apel India tapi isi artikelnya tentang bidara cina dst. Baiklah langsung saja saya mulai membahas dari nama botani dan klarifikasi ilmiah masing – masing tanaman.

Beeberapa jenis Bidara :

1. Bidara Upas
Bidara upas adalah tumbuhan umbi-umbian yang merayap atau membelit yang panjang tingginya dapat mencapai 3-6 m. Daunnya berbentuk bulat telur melebar, dengan pangkal berbentuk hati. Umbinya mirip kentang, dan berbeda dengan areuy carayun (Merremia peltata) yang satu genus dengannya. Umbi bidara upas berkumpul hingga 6-7 buah dan beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih seumpama tumbuh di tanah kering, gembur, dan tidak tergenang air. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat.

Perbungaannya majemuk, yakni sejumlah 1-4 kuntum, membentuk payung, berwarna putih, dan apabila menjadi buah, kelopaknya tidak gugur. Bijinya berwarna kelabu sampai hitam, dengan pinggirannya yang berbulu kecoklatan.

Kesimpulan yang saya ambil bahwa bidara upas ini bukan pohon bidara yang dimaksud didalam Al-Quran AL WAAQI’AH ayat 28: berada di antara pohon bidara yang tak berduri. Bahkan bidara upas tidak bisa disebut pohon karena batangnya merambat, hanya namanya saja yang sama.


2. Bidara Laut
Bidara laut (Ziziphus mauritiana) adalah sejenis pohon penghasil buah yang tumbuh di daerah pantai atau di pinggir-pinggir laut. Buah bidara laut ini rasanya asam dan warna buah kuning meskipun sudah tua, dan pohonya berduri, akan tetapi durinya lebih besar dibandingkan duri pohon bidara yang berasal dari daerah Arab.

Bidara laut termasuk dari jenis ziziphus atau bidara, dan anda dapat menemukannya dipinggir laut, saat saya menemukan pohon ini sedang berbuah, dan dikenal oleh masyarakat disekitar pantai untuk mengobati mabuk laut.


3. Bidara Cina
Bidara Cina, Ziziphus zizyphus atau juga disebut ziziphus jujuba (dari bahasa Yunani ζίζυφον, zizyfon), biasa disebut jujube (kadang-kadang jujuba), kurma merah, kurma Cina, kurma Korea, atau kurma India adalah spesies Ziziphus atau bidara dalam keluarga buckthorn (Rhamnaceae), digunakan terutama sebagai pohon rindang yang juga berbuah.

Bidara Cina ini merupakan tumbuhan pohon kecil atau semak mencapai ketinggian 5-10 meter (16-33 kaki), biasanya dengan cabang-cabang berduri. Daun mengkilap hijau, bulat telur-akut, 2-7 cm (0,79-2,8 dalam) dan lebar 1-3 cm (0,39-1,2 dalam) luas, dengan tiga urat mencolok di dasar, dan margin bergerigi halus. Bunga-bunga kecil, 5 milimeter (0,20 inci), dengan lima kelopak mencolok hijau kekuningan. Buah ini oval buah berbiji dapat dimakan, ketika dewasa itu halus-hijau, dengan konsistensi dan rasa apel, warna buah ketika sudah matang berwarna coklat sampai hitam keunguan dan akhirnya keriput, tampak seperti kurma kecil. Ada berbiji satu dan keras mirip dengan biji zaitun.


4. Putsa / Apel India
Putsa atau apel india bila dilihat dari nama botani yang bersumber dari wikipedia sebenarnya tidak termasuk jenis bidara, akan tetapi masuk dalam jenis apel, akan tetapi bila dilihat dari bentuk daun dan biji kerasnya saya yakin ini masih satu jenis bidara dan ada kemiripan dengan bidara cina.

Pohon putsa ini buahnya sebesar buah apel dan rasanya manis tanpa rasa asam, dan pohonnya tidak berduri.


5. Bidara Arab Dari Negara Arab (Sidr)
Bidara yang berasal dari negara Arab (ziziphus spina christi) atau dikenal sebagai Christ’s Thorn Jujube (“bidara mahkota duri Kristus”), adalah sejenis pohon kecil yang selalu hijau, penghasil buah yang tumbuh di daerah tropis serta Asia Barat. Tumbuh di Israel di lembah-lembah sampai ketinggian 500 m.

Ziziphus spina-christi mempunyai makna penting bagi orang-orang Yahudi, Kristen dan Muslim. Menurut sejumlah tradisi, merupakan pohon penghasil ranting berduri yang dianyam menjadi “mahkota duri” dan ditaruh di kepala Yesus Kristus menjelang penyaliban-Nya.

Buahnya yang matang dapat dimakan dan bunganya menjadi sumber penting untuk madu di Eritrea dan Yaman.

Daun Bidara inilah yang biasa digunakan untuk untuk terapi ruqyah dan melaksanakan sunah.



Diambil dari berbagai sumber dan artikel ustadz Subur Diaul Haq
Semoga bermanfaat.

Salam santun Adat Sukoco

Tidak ada komentar:

Posting Komentar